Sekilas Bayangan Mak Lampir

ruangmistis.xyz – ERA kecil sering dianggap sebagai masa paling indah di dalam hidup, walaupun permainan dan hiburan ketika itu tidak secanggih sekarang Anak-anak masih menikmati hidup bersama bermain berbarengan penuh puas cita. Permainan tradisional layaknya gobag sodor, jethungan, cublak-cublak suweng, jamuran, nini thowok, sundhah mandhah, sur-suran, soyang, dan ingkling terasa pembagian berasal dari keseharian mereka. Permainan ini apalagi dapat menjadi ajang unjuk bakat di bidang olahraga dan beberapa semakin meriah kala bulan purnama atau kala hari libur tiba.
Beberapa permainan tradisional tetap masih lestari sampai kini. datang lembaga-lembaga tertentu yang sengaja melestarikannya demi mempertahankan nilai-nilai budaya di lagi tengah kuatnya pengaruh budaya asing. tak sekedar itu, Ruang bermain anak-anak kini makin lama terbatas karena banyak lahan yang telah berpindah terasa gedung-gedung tinggi.
Di balik kenangan ERA kecil yang indah, ada pula pengalaman mistis yang dialami sebagian anak, seperti yang dialami oleh Santo, seorang anak dari desa kecil di Palembang kurang lebih dua belas th. yang lalu disaat itu Santo masih duduk di bangku sekolah dasar dan desa tempat tinggalnya belum terjangkau listrik. pada malam hari, salah satu penerangan cuman lampu minyak.
Santo dan teman-temannya sering bermain hingga malam hari. Mereka bahkan kerap berkeliling desa menggunakan sepeda. ketika bersama rasa takut hampir tidak dulu terlihat lebih-lebih ketika melewati sarana angker. tetapi situasinya bergeser dikala Santo perlu hadapi malam sendirian.
Pada suatu malam, setelah memirsa acara televisi favorit yang memakai aki mobil sebagai sumber daya Santo menetapkan untuk pulang sendiri. Tidak hadir satu pun temannya yang pingin ikut Perjalanan pulang sejauh dua kilometer perlu ia tempuh sendirian. biarpun sempat curiga rasa malu dikira penakut membuatnya tetap melangkah.
Perjalanan jadi biasa saja hingga Santo melewati gedung sekolah basic yang dikenal angker. Konon, sarana itu dihuni oleh arwah anak-anak kecil berkepala merah. Santo coba memastikan diri bahwa seluruh nya dapat baik-baik saja. namun belum jauh ia melangkah, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri dan perasaan kuatir menjadi muncul.
Di depannya terlihat sosok perempuan berbayang hitam. Jubah hitam pekat menutupi tubuh perempuan itu. Santo tidak bisa saksikan wajahnya dengan sadar Tubuhnya kaku, kakinya susah digerakkan, dan jantungnya berdegup kencang. saat meyakini bahwa sosok itu bukan manusia biasa, ia langsung berlari sekuat tenaga. Wajahnya pucat dan pikirannya kacau.
Pengalaman itu mulai pertemuan pertamanya dengan makhluk gaib. hingga sekarang Santo tetap sangat percaya bahwa sosok yang dilihatnya adalah makhluk halus penunggu gedung tua. keyakinan ini diperkuat gara-gara tidak hadir satu pun warga desa yang mengenali sosok perempuan berikut