Mitos Larangan Pakai Baju Hijau ke Pantai Selatan
ruangmistis.xyz – PERNAH mendengar terdapatnya larangan manfaatkan baju hijau saat datang ke pantai selatan Jawa?
Larangan ini seringkali dikaitkan bersama dengan Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai penguasa mistis lautan yang membentang luas dari Selat Bali sampai Selat Sunda.
Konon, mereka yang mengenakan baju hijau, mampu hanyut ditelan ombak karena diculik Ratu Pantai Selatan.
Mitos ini menempel kuat, melegenda, dan jadi akrab dalam pergaulan sosial penduduk sampai saat ini.
Namun, ternyata ada alasan logisnya berkenaan larangan baju hijau tak boleh digunakan saat datang ke pantai.
Dalam tinjauan pengetahuan pengetahuan atau sains, larangan pemanfaatan baju berwarna hijau saat datang ke pantai mampu dijelaskan secara logis. Jadi kecuali ada orang yang terbawa ombak di lautan, lantas hilang karena kesulitan ditemukan, mengerti bukan kekeliruan Nyi Roro Kidul, yang kerap dijadikan kambing hitam.
Bisa jadi itu ada andil dari pengunjung yang tidak mengerti suasana alam sekitar pantai selatan Jawa. Kendati air laut terlihat berwarna biru, dasar laut yang berisikan beraneka benda, seperti pasir, karang, dan rumput laut, disaat terpapar sinar matahari, warna air laut pun jadi terlihat keruh, lebih-lebih sedikit kehijauan.
Peneliti madya Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo memaparkan, baju berwarna hijau bakal menyatu bersama dengan warna air laut, agar bakal lebih sukar dicari dibanding kostum berwarna cerah seperti jinnga atau merah muda.
Dia menyebut berkaitan masalah wisatawan tenggelam di sebagian wilayah di pesisir selatan Jawa terjadi saat libur Lebaran 2019.
Masyarakat sebenarnya perlu lebih waspada karena pada Bulan Juni jadi awal dari musim angin tenggara, di mana angin dingin dan kering dari Australia bergerak menuju Indonesia ke arah Barat Laut yang memunculkan arus yang mematikan yang biasa disebut Rest in Peace (RIP) Current.
Angin yang bergerak dari benua kanguru selanjutnya memunculkan dua fenomena berbentuk gelombang menjalar mengarah tegak lurus ke pantai dan umbulan massa air laut dari susunan dalam menuju ke susunan permukaan yang lebih dikenal sebagai upwelling.
Gelombang yang datang tegak lurus menuju pantai selatan Jawa disaat menghantam dua gundukan pasir atau karang yang mengapit sebuah urutan laut yang lebih dalam bakal menghasilkan arus balik mengarah ke laut bersama dengan kecepatan sekitar 20 mtr. per detik, kata Widodo.
Arus selanjutnya mampu menggerus pasir yang sedang dipijak wisatawan di bibir pantai lantas menyeretnya sampai 100 mtr. ke lepas pantai hanya dalam hitungan lima detik.
Widodo mengatakan saat wisatawan selanjutnya panik lantas coba berenang tegak lurus melawan arus ulang menuju ke pantai, niscaya bakal kehabisan daya dan kehabisan napas, agar bisa saja tenggelam bakal lebih besar.
Kekuatan RIP Current bervariasi, manakala kekuatannya lumayan tinggi maka bakal tambah menyeret korban begitu jauh ke lepas pantai.
Kasus yang terjadi adalah korban baru terlihat ditemukan sebagian jam sampai hari kemudian.
Beberapa masalah lebih-lebih korban tidak ditemukan jasadnya serupa sekali, bisa saja tersangkut oleh cerukan karang di dasar laut, agar jasad tidak mampu terlihat ulang ke permukaan disaat RIP Current melemah.
Tips bagi wisatawan
Widodo menambahkan sejumlah tips bagi wisatawan, khususnya yang berwisata di pesisir selatan Jawa. Pertama, jalankan survei pandangan mata untuk mengenali area potensi terjadinya RIP Current.
Kedua, berdiri di pantai menghadap laut. Apabila terlihat ada permukaan laut yang tenang diapit sejumlah gelombang pecah di kanan kirinya maka pada muka air yang tenang itu mempunyai probabilitas tinggi terjadi RIP Current, agar perlu dihindari bersama dengan tidak berenang atau bermain air di area tersebut.
Ketiga, seandainya turun untuk berenang atau bermain air, cari lah area atau wilayah yang lebih aman dan manfaatkan kostum yang berwarna cerah, seperti jingga atau merah muda. Hindari kostum berwarna hijau karena seandainya terseret arus atau tenggelam bakal sukar dicari karena warna hijau bakal blending bersama dengan warna air laut.
“Iya ngapung saja, toh berat model air laut lebih berat ketimbang air tawar biasa, agar lebih mampu menyangga tubuh kita. Kalau kita di kolam renang jadi terasa lebih cepat tenggelam,” ujar Widodo.
Keempat, pada masalah terburuk, manakala sedang bermain air atau berenang dan tiba-tiba terseret RIP Current maka usahakan tidak panik. Jangan berupaya berenang ke pantai saat arus tetap kuat, lebih baik mengapung atau berenang ikuti arus sampai melemah.
“Saat arus udah terasa melemah baru berenang lah menuju pantai, tetapi menyamping menuju ke arah segi kanan atau kiri dari zona RIP Current tersebut. Lamanya seretan (arus) tidak mampu diprediksi bersama dengan mudah, karena tergantung oleh kapabilitas angin pembangkit gelombang. Bisa dalam hitungan menit dan jam, tetapi kecuali dilihat dari rekaman angin, tidak lebih dari satu jam,” ujar dia.