Fakta Menarik Saung Ranggon Bekasi
ruangmistis.xyz – SAUNG Ranggon merupakan bangunan bersejarah di Kampung Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tempat itu ternyata merupakan daerah mampir Pangeran Jayakarta dan pertapaan Presiden Soekarno.
Konon katanya bangunan ini udah berdiri sejak th. 1821. Kini bangunan itu dikeramatkan warga setempat.
Bangunan seluas 5.000 meter persegi bersama dengan tinggi lebih kurang 2,5 meter itu terbuat dari kayu ulin yang berasal dari Sumatra. Tempat mampir para tokoh ulama ini dipenuhi barang pusaka yang membuatnya merasa angker dan mistis.
Pintu menuju ke dalam daerah Saung Ranggon itu tertutup, hanya tersedia seorang ‘kuncen’ atau penjaga ibu-ibu dan anaknya. Sri mengungkapkan dia tidak jelas sama juga sejak kapan bangunan itu berdiri dan didirikan oleh siapa.
Dia mendapatkan cerita dari sang kakek yang udah tinggal sejak awal di lokasi itu. Usia pasti bangunan ini tidak tersedia yang tahu, beragam sumber yang menyebut ditemukan pada abad ke-15 dan pada th. 1821 ditemukan ulang pasukan Kerajaan Mataram bernama Raden Abbas.
Sri mengaku masih keturunan keenam dari Raden Abbas yang memiliki nama lengkap Raden Nyimas Sri.
”Keluarga saya turun temurun tinggal di sini. Ceritanya pun dari turun temurun, namun dipercayai daerah mampir Pangeran Jayakarta dan utusan para wali,” kata Sri.
Dia menyatakan tidak seluruh orang bisa asal-asalan masuk ke daerah itu. Jika berkenan masuk perlu izin kepada kuncen dan tidak diperbolehkan mirip sekali sombong.
”Percaya tidak percaya, tersedia pengunjung main masuk dan foto tanpa izin atau permisi akhirnya keserupan, jadi tidak boleh asal-asalan perlu izin, daerah ini juga jadi cagar budaya yang dilindungi pemerintah,” tuturnya.
Sri menceritakah kisah mistis lainnya tersedia sekelompok orang yang mampir hendak lakukan pertunjukan seni. Apesnya, karena pertunjukan selanjutnya tanpa sepengetahuan atau izin dari juru kunci akhirnya rombongan selanjutnya keserupan massal sampai mereka menangis histeris.
”Pernah tersedia pas itu ramai-ramai orang mampir buat kesenian anak-anak ABG main mampir pasang tenda saja, tari topeng, gendang, dan jaipong tanpa izin. Entah bagaimana pas berkenan merasa itu seluruh nangis kejar (kesurupan massal),” ucapnya.
Kemudian, pas tukang perabot yang asal nyelonong naik masuk ke dalam ruangan Saung Ranggon. Di dalam ruangan itu dia apalagi mengakses kelambu atau tirai memuat guci dan benda pusaka.
”Saya ulang tersedia tamu dan ngantar ke atas, disaat tamu turun dia naik ke atas dan mengakses sembarang, tiba-tiba mental sampai bawah. Saya tanya kenapa dia bilang minta maaf, katanya lihat pria berjanggut panjang sedang bersila,” ujarnya.
Tak hanya itu, dalam Saung Ranggon, terkandung sejumlah benda pusaka peninggalan para wali benda-benda itu berupa keris dan belati. Terdapat pula guci memuat air yang hanya bisa di lihat pada waktu-waktu tertentu.
Area luar Saung Ranggon di kelilingi pagar berwarna hijau, untuk masuk ke dalamnya perlu menaiki tujuh buah anak tangga di pintu utamanya. Dalam Saung Ranggon itu terkandung ruangan seluas 1 X 2 meter yang ditutup gunakan tirai.
Saat masuk terlihat tersedia foto Nyi Roro Kidul, Wali Songo, dan Presiden Soekarno dalam bingkai di dalam ruangan yang minim pencahayaan tersebut. Ada juga sajadah maupun perangkat alat salat layaknya mukena dan sarung, di sekeliling tiap jendala juga ditutupi tirai.
Di samping Saung Ranggon terkandung musala kecil yang terbuat dari kayu dan bambu. Di samping pintu masuk tersedia gentong atau guci memuat air. Usai berkunjung, warga diwajibkan membasuh muka. Sementara di depan Saung Ranggon terkandung sebuah rumah.
Di daerah itu juga terkandung sebuah sumur yang memiliki umur mirip bersama dengan saung. Ada hal perlu yang perlu dilaksanakan oleh pengurus atau juru kunci di Saung Ranggon ini. Seperti, membasuh seluruh pusaka yang tersedia di Saung Ranggon pas Maulid Nabi. Harus juga diselenggarakan seni tradisional, layaknya Tari Jaipong juga tersedia lagu-lagu perlu yang perlu dinyanyikan.
“Semua itu harus, jika tidak dilaksanakan pasti dari keluarga kita kena (kesurupan) atau tersedia saja yang kena masalah,” tuturnya.