Menguak Misteri Motif Mahluk Halus pada Guratan Tenun

ruangmistis.xyz – SUKU Dayak Iban di pedalaman Kalimantan Barat milik kain tradisional yang lantas kebanggan. Kain tenun bersama motif dan warna yang cantik ini dinamai kompatibel tempat pengrajinnya yaitu tenun ikat Dayak Iban.
Kain tenun ini benar-benar tidak sepopuler kain batik atau tenun ikat dari Indonesia Timur tetapi perihal ini tak dapat menyembunyikan kecantikan khasnya. identik layaknya kain tradisional lain, tenun ikat Dayak Iban terhitung digunakan sebagai baju kebesaran yang membalut tubuh tiap tiap kali digelar upacara adat.
Dilansir berasal dari berbagai sumber, tenun ikat suku Dayak Iban merupakan kain yang ditenun dari helaian benang yang di awalnya diikat cocok motif dan dicelupkan di dalam zat pewarna alami yang diperoleh berasal dari alam. Alat tenun yang dipakai adalah alat tradisional yang terbuat dari kayu. walau sederhana alat tenun kayu ini udah digunakan secara turun menurun.
Semua kain tenun kuncir Dayak Iban dibikin dengan 3 unsur warna yakni warna hitam sebagai dasar lain, dan juga warna merah dan coklat sebagai pembentuk ketegasan motif tenun. Warna hitam didapatkan dari rengat padi, warna merah dari kulit kayu beting yang dicampur daun engkerbai dan juga daun empait, sementara warna coklat diperoleh berasal dari engkerbai.
Tapi sejalan pertumbuhan zaman, bermacam warna baru lantas perlahan menjadi muncul seperti kuning, hijau, biru dan warna lainnya. seluruh warna ini masih dihasilkan berasal dari bahan alami yang hadir di alam sekitar.
Selain motif etnik dan warnanya yang memukau, tenun ikat Dayak Iban terhitung punya kandungan energi tarik melalui segi mistis. Kain tenun ikat ini kerap dibikin dengan motif Lepu yakni sebutan untuk motif yang dipercaya sebagai perwujudan mahluk halus.
Masyarakat percaya Lepu merupakan perwujudan hantu yang membuka kemampuan dan keberanian yang terlalu besar. antara kalangan penduduk Dayak Iban yakin bahwa tidak sembarang orang boleh membuat tenun ikat motif Lepu. Banyak pantangan bersangkutan proses pembuatan tenun kuncir motif ini.
Jika si pengrajin tenun kuncir melanggar pantangan maka diyakini akan diserang penyakit yang berujung antara kematian. hadir kronologis sistem pembuatan tenun ikat motif Lepu ini. sebelum saat membuat tenun, beberapa perempuan dayak iban tidur mempunyai tenun ikat bersama dengan motif yang dapat dibuat kalau mereka mendapat mimpi buruk seperti mimpi dikejar hewan, terjatuh atau di kejar sosok yang ada di dalam motif yang hendak mereka membuat maka mimpi tersebut disimpulkan sebagai sebuah peringatan sehingga mereka sebaiknya mengurungkan niatnya untuk buat tenun bersama motif berikut namun sebaliknya, jikalau mimpi yang hadir adalah mimpi baik maka tenun boleh dibuat.
Pantangan lain yaitu pada dikala mengikat motif, andaikata yang dibuat adalah motif Lepu bersama dengan perwujudan hantu yang memiliki gigi- gigi yang tajam maka antara saat mengikat motif gigi selanjutnya para penenun tidak boleh berhenti sampai gigi-gigi berikut selesai semua masyarakat yakin andaikan melanggar pantangan berikut dapat terkena penyakit atau musibah.
Hal yang paling sangat penting di dalam proses mengikat motif yaitu tidak boleh ada motif yang keliru atau tidak kompatibel dengan tenun ikat di awalnya seandainya ada kekeliruan dan si pengrajin mendapat mimpi jelek maka tenun ikat perlu dibongkar dan ditenun dari awal lagi kendati sebelumnya tenun telah nyaris selesai.
Semua kisah dan mitos ini hanya adalah jatah berasal dari kearifan lokal yang sudah berjalan ratusan tahun sehingga lantas rutinitas dengan adanya pakem ini, niscaya tradisi ini bakal terus lestari dan luhur sesuai aslinya.