Hutan Angker Dibabat Massa PKI, Hanya Sisakan 4 Pohon

ruangmistis.xyz – Hutan kebiasaan Wonosadi di Ngawen Gunungkidul, Yogyakarta diduga angker oleh masyarakat kira-kira Saking angkernya, penduduk tak hadir yang berani menebang pohon di sana.
Ketua Jagawana Hutan rutinitas Wonosadi Sri Hartini (52) menuturkan rimba Wonosadi terdapat di Dusun Duren dan Dusun Sidorejo Desa Beji Kecamatan Ngawen. Hutan ini terletak di perbukitan yang berbatu hitam, tanahnya merah kehitaman.
Mengulas arsip Okezone dan beraneka sumber lainnya, Kamis (14/9/2023) rimba Wonosadi berstatus Hutan adat tiap-tiap th. diadakan Upacara Tradisional Sadranan di rimba Wonosadi. Upacara Sadranan itu udah ditunaikan masyarakat Desa Beji sejak zaman nenek moyang mereka.
“Sebelum th. 1964, Hutan Wonosadi lebat sekali,” ujar dia beberapa sementara lalu.
Akibat ulah manusia, antara 1964 hingga 1966 rimba Wonosadi rusak. Pohon-pohon habis ditebang. sekedar menyisakan 4 pohon asem yang berada di tengah Konon masyarakat yang tidak bertanggung jawab melaksanakan hal itu karena petunjuk PKI. disaat itu, Desa Beji dikuasai Pamong yang merupakan PKI.
“Nah th. 1964 dan th. 1966 di lebih kurang Wonosadi berjalan banjir kerikil dan erosi. Sumber mata air mati. masyarakat bingung dikarenakan kekurangan air. Padahal hadir musim kemarau atau ketigo. Sawah sawah rusak tertimbun kerikil. Petani pada musim kemarau tidak bisa menanam tanaman lagi,” tuturnya.
Dalam dokumen yang datang di sekretariat Hutan Wonosadi, dituliskan kerusakan akibat ulah PKI tersebut Hutan itu seluas sekira 23 hektare. bermacam tumbuhan yang jarang terdapat di dusun-dusun berada di rimba Wonosadi.
Dokumen tersebut mengatakan terjadinya sejak zaman dahulu. namun akibat olah politik PKI pada 1965, Hutan itu gundul karena pohon ditebangi. Pemerintah desa saat itu yang merupakan orang-orang PKI membiarkannya.
Setelah PKI hancur tahun 1965 perangkat Desa deji diganti total tetapi rimba Wonosadi udah terlanjur gundul tinggal 4 batang kayu yang tetap ada.
Pada 1966 rimba Wonosadi dhijaukan ulang oleh penduduk Desa Beji, dipimpin tokoh penduduk Sudiyo.
Kerjasama pada masyarakat dan pamong Desa akhirnya rimba Wonosadi pulih ulang jadi rimba lebat yang ditumbuhi bermacam macam pohon. hingga saat ini keamanan dan pelestariannya ditugaskan oleh Pemerintah Desa Beji kepada sekelompok Pemuda yang diketuai oleh Sudiyo.
Informasi yang disatuka usai berjalan pemberontakan PKI, Pamong Desa Beji diganti seluruh jikalau yang tidak menganut komunis.
Namun asa bagi penduduk Beji karena rimba Wonosadi telah terlanjur rusak berat. Erosi tanah longsor, banjir kerikil, mata air mati terjadi Pertanian penduduk pun merosot keseluruhan Untuk memulihkan kondisi masyarakat rimba Wonosadi dan sekitarnya perlu dipulihkan.
Kini rimba Wonosadi udah kembali lestari. Luas rimba Wonosadi merasa 23 hektare. Rinciannya, Hutan inti seluas 18 hektare dan Hutan penjaga 5 hektare. berbagai tumbuh-tumbuhan datang di Hutan ini. beberapa tumbuhan langka berada di Hutan inti.
Lurah Beji Ngawen, Sri Idayanti saat dilakukan konfirmasi mengaku tidak mengenali kebenaran cerita PKI dulu mengakibatkan kerusakan rimba Wonosadi tersebut mencakup juga narasi yang hadir dalam buku di sekretariat Hutan kebiasaan Wonosadi.
“Pas histori G30S/PKI itu saya belum hadir saya lahir 1977. jadi andaikan ditanya cerita itu mencakup seluruh pamong diganti karena tersangkut sejarah tersebut saya tidak sadar saya malah baru mengerti saat ini ini,” kata dia, mengutip pemberitaan Okezone, Kamis (14/9/2023).
Warga Dusun Duren yang mengetik naskah buku berikut Sumarna, juga mengaku tidak mengetahui kebenaran cerita tentang PKI di wilayahnya termasuk pergantian seluruh pamong usai sejarah G30SPKI tahun 1965.
“Dulu kan saya ketua Karang Taruna tetap sekolah di SMEA. Nah yang bisa mengetik manual itu hanyalah aku jadi aku yang disuruh mengetik narasi itu berdasarkan cerita Mbah Sadiyo,” ujar dia.
Meski mengetiknya, sedangkan Sumarno termasuk mengaku tidak mengetahui pasti penggantian seluruh pamong Kalurahan sebab bersangkutan PKI.
Apalagi menurutnya, disaat menyusun itu tidak ada konfirmasi siapa yang diberhentikan dan siapa yang menggantikannya.
Meski begitu, sepanjang sepengetahuannya, disaat zaman geger PKI th. 1965, di Kalurahan Beji pernah berlangsung perubahan lurah sebanyak dua kali. Dan tiap-tiap sekedar menjabat selama beberapa bulan saja. Ia tidak mengetahui apakah perubahan tersebut dikarenakan sangkut paut bersama dengan PKI atau sebatas isi kekosongan jabatan.