Kisah Mistis saat Hantu Istana Merdeka Ikut Mengaji

ruangmistis.xyz – Kisah-kisah mistis di Istana Kepresidenan sudah lama beredar. Namun, cuma segelintir orang yang menyikapinya bersama santai dan unik layaknya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia.
Gus Dur dikenal sebagai sosok yang nyentrik, santai, dan penuh kejutan. Salah satu kisah yang masih dikenang hingga kini adalah caranya menangani aura angker di Istana Merdeka. Ia tak memilih mengusir hantu, tapi justru mengajak komunikasi.
Peristiwa itu terjadi sementara Gus Dur mengadakan pengajian di halaman Istana Merdeka. Acara terjadi layaknya biasa hingga tiba-tiba terjadi hal ganjil: pohon beringin yang berada di depan halaman istana mengeluarkan asap putih.
Dikutip Senin (05/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube@SPORTS_30626, moment tersebut sempat menyebabkan jemaah yang hadir menjadi panik dan ketakutan. Aura mistis segera menjadi menyelimuti suasana.
Namun, alih-alih cemas, Gus Dur justru selalu tenang. Dengan type khasnya, ia mengatakan bahwa asap putih tersebut adalah sinyal bahwa para makhluk halus turut menghadiri pengajian. “Tidak usah takut, mereka cuma mengidamkan turut ngaji,” ujar Gus Dur.
Pernyataan itu sontak menyebabkan para jemaah terdiam. Ketegangan perlahan beralih menjadi rasa penasaran. Banyak yang kemudian tertawa kecil, menjadi heran bersama ketenangan Gus Dur hadapi moment di luar nalar itu.
Yang Dilakukan Gus Dur sementara Tahu Ada Hantu
Menurut pernyataan keluarga, Gus Dur memang pernah mengemukakan bahwa dirinya mengerti ada makhluk tak kasat mata di Istana. Namun, ia memilih untuk menjalin komunikasi bersama mereka secara damai.
Gus Dur pernah berkata, “Saya mengerti anda ada. Jangan ganggu. Kamu di duniamu, saya di dunia saya sekarang.” Kalimat itu bukan semata basa-basi, melainkan wujud pendekatan spiritual yang ia yakini bisa menciptakan harmoni.
Cara Gus Dur melihat hal-hal gaib memang tak biasa. Ia tak melihat mereka sebagai musuh, tapi lebih sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang termasuk patut dihormati. Sikap inilah yang menyebabkan aura Istana berubah.
Selama era kepemimpinan Gus Dur, Istana Kepresidenan dikenal jauh lebih terbuka. Bukan cuma pejabat tinggi negara, penduduk umum, ulama, hingga mahasiswa pun kerap diundang datang, menyebabkan situasi Istana menjadi ramai dan hidup.
Beberapa staf kepresidenan lebih-lebih mengakui bahwa cuma di era Gus Dur-lah, aura Istana menjadi lebih hangat. Mereka tak kembali menjadi risau lembur atau menginap, dikarenakan kehadiran manusia lebih dominan dibandingkan rasa mistis.